song of me

Monday, 9 December 2013

Menceritai diam-diam



Saya hanya mampu menepuk bahunya berkali-kali dan hanya mampu mengucapkan kata “sabar”. Matanya sudah galau, wajahnya tak lagi bersinar seperti saat ia baru datang untuk menceritakan segalanya pada saya. Raut wajah itu menggambarkan luka yang tidak dapat lagi dibahasakan melalui frasa-frasa kata. Dan, melalui ceritanya; baru kali ini saya bisa merasakan, sakitnya mencintai hanya karena dibatasi oleh kejujuran

Padahal, pria ini punya alasan untuk selalu tersenyum dan bahagia. Wajahnya bagaikan pahatan sempurna jemari Tuhan, percampuran darah Jawa dan bali. Zodiaknya Leo, saya percaya dia Pria yang tangguh. Boleh dibilang selain tangguh, dia juga nekad, begitu saja meninggalkan seseorang yang di cintai demi mengikuti peraturan di basket .Dia sangat jatuh cinta pada dunia olahraga. basket layaknya napas yang mendenyutkan peredaran darahnya hingga saat ini. Ia berasal dari keluarga yang sangat menyayanginya, menjadi anak ketiga dari tiga bersaudara adalah cara Tuhan mengajarinya banyak hal, salah satunya - CINTA!

Berbagai peristiwa membuka matanya, sampai pada akhirnya ia bertemu seorang wanita; wanita yang mengajarinya banyak hal dengan cara yang tak biasa. Mereka saling bertatapan ketika pria ini sedang berusaha meredam rasa demam panggungnya sebelum pentas seni di sekolah. Pertemuan mereka tidak terencana, seakan-akan dunia sengaja berkonspirasi untuk menjebak mereka dalam sebuah ilusi nyata, lalu terciptalah pertemuan absurd. Sulit dijelaskan, bagaimana pertemuan nyata bisa mengubah cara pandang seseorang. Dan, ternyata tanpa mereka minta, jemari hangat cinta telah meremas hati mereka yang beku. Cinta datang dengan tiba-tiba, senyata-nyatanya, seada-adanya... begitu saja.

Wanita ini adalah temaan sekelasnya, dan pria yang kudengarkan ceritanya tadi sangat jatuh cinta pada setiap masakan yang dihasilkan jemari sang wanita. Cinta semakin mengambil alih, mereka sama-sama larut dalam kebahagiaan yang tak lagi terhitung. Hanya ada senyuman tulus yang mengalir dalam setiap detik kebersamaan mereka. Cinta telah membuat jiwa mereka seakan-akan berada di dunia cinta, tapi kenyataan hanya bisa membuat mereka seakan terusir dari keindahan dan kemegahan. Lagi dan lagi, Karena sifat?

Wanita itu pembohong! wanita yang setia dan sangat menyayangi  ternyata tak lain dan tak bukan adalah pembohong kelas kakap , wanita seperti itulah yang mengundang kejelekan bagi kaum pria , Ya, wanita itu membohogi pria, dia selingkuh dengan teman pria itu .

Awalnya, mereka memang masih berproses untuk menerima dan menormalkan segalanya agar tak terlihat seperti masalah besar. Perbedaan di antara mereka seringkali dijadikan bahan candaan, juga kadang dijadikan sebagai bahan perenungan.

“Menurut kamu, hubungan kita ini akan berakhir manis apa enggak?” tanya wanita ini, dengan wajah penasaran dan tatapan minta diberi penjelasan.

Lama sekali pria ini berpikir.  Ia tak mau terlihat rapuh di depan orang yang ia cintai. “Yakinlah berhasil. Karena pikiran kita akan menuntun pada keberhasilan itu,” ucap pria ini mantap.

“Tapi dalam sejarah, karena keyakinan kita berbeda membuat hubungan ini tidak mudah.” terdengar nada keraguan dari bibir sang wanita. “Pasti ada yang terluka. Padahal cinta harusnya membahagiakan.”

Bagi saya, mereka terlalu manis juga terlalu romantis. Di mata saya, mereka adalah sosok pasangan yang sangat kuat. Mereka berusaha membuktikan pada dunia bahwa mereka hanya jatuh cinta, dan cowoknya tidak mau mengutarakan isi hatinya yang begitu perih mengalami kenyataan bahwa wanita yang dicintainya itu membagikan sayangnya
                                                                                                                  
Dalam canda, wanita ini sering menggoda sang pria. “Kamu harus bisa menerima apa yang nantinya terjadi”.

“pasti”.
Suasana hening menyelimuti sepapasang mata yang melihat tajam

Semua masih bercerita tentang bahagia, bahagia, dan bahagia. Mereka masih bisa menertawakan kesakitan yang terjadi di antara mereka. Mereka tak ingin mengungkit luka yang sebenarnya perlahan-lahan sudah tergores; sejak mereka tahu kesetiaan tak mudah untuk diperjuangkan.

Dan, apakah ini harus berakhir?

Untuk teman saya yang belum berani saya sebutkan namanya dan sempat saya sukai secara diam diam..
Kuatlah, Teman...
Mereka yang di luar sana tak pernah tahu apa yang kaurasakan
Mereka mencibirmu, memakimu, dan menghakimimu
Karena mereka tak pernah tahu... siapa dirimu sebenarnya.

No comments:

Post a Comment