Saya hanya mampu menepuk bahunya berkali-kali dan hanya mampu
mengucapkan kata “sabar”. Matanya sudah galau, wajahnya tak lagi bersinar
seperti saat ia baru datang untuk menceritakan segalanya pada saya. Raut wajah
itu menggambarkan luka yang tidak dapat lagi dibahasakan melalui frasa-frasa
kata. Dan, melalui ceritanya; baru kali ini saya bisa merasakan, sakitnya
mencintai hanya karena dibatasi oleh kejujuran
Padahal, pria ini punya alasan untuk selalu tersenyum dan
bahagia. Wajahnya bagaikan pahatan sempurna jemari Tuhan, percampuran darah
Jawa dan bali. Zodiaknya Leo, saya percaya dia Pria yang tangguh. Boleh
dibilang selain tangguh, dia juga nekad, begitu saja meninggalkan seseorang
yang di cintai demi mengikuti peraturan di basket .Dia sangat jatuh cinta pada
dunia olahraga. basket layaknya napas yang mendenyutkan peredaran darahnya
hingga saat ini. Ia berasal dari keluarga yang sangat menyayanginya, menjadi
anak ketiga dari tiga bersaudara adalah cara Tuhan mengajarinya banyak hal, salah
satunya - CINTA!
Berbagai peristiwa membuka matanya, sampai pada akhirnya ia
bertemu seorang wanita; wanita yang mengajarinya banyak hal dengan cara yang
tak biasa. Mereka saling bertatapan ketika pria ini sedang berusaha meredam
rasa demam panggungnya sebelum pentas seni di sekolah. Pertemuan mereka tidak
terencana, seakan-akan dunia sengaja berkonspirasi untuk menjebak mereka dalam
sebuah ilusi nyata, lalu terciptalah pertemuan absurd. Sulit dijelaskan,
bagaimana pertemuan nyata bisa mengubah cara pandang seseorang. Dan, ternyata
tanpa mereka minta, jemari hangat cinta telah meremas hati mereka yang beku.
Cinta datang dengan tiba-tiba, senyata-nyatanya, seada-adanya... begitu saja.
Wanita ini adalah temaan sekelasnya, dan pria yang
kudengarkan ceritanya tadi sangat jatuh cinta pada setiap masakan yang
dihasilkan jemari sang wanita. Cinta semakin mengambil alih, mereka sama-sama
larut dalam kebahagiaan yang tak lagi terhitung. Hanya ada senyuman tulus yang
mengalir dalam setiap detik kebersamaan mereka. Cinta telah membuat jiwa mereka
seakan-akan berada di dunia cinta, tapi kenyataan hanya bisa membuat mereka
seakan terusir dari keindahan dan kemegahan. Lagi dan lagi, Karena sifat?
Wanita itu pembohong! wanita yang setia dan sangat menyayangi
ternyata tak lain dan tak bukan adalah
pembohong kelas kakap , wanita seperti itulah yang mengundang kejelekan bagi
kaum pria , Ya, wanita itu membohogi pria, dia selingkuh dengan teman pria itu
.
Awalnya, mereka memang masih berproses untuk menerima dan
menormalkan segalanya agar tak terlihat seperti masalah besar. Perbedaan di
antara mereka seringkali dijadikan bahan candaan, juga kadang dijadikan sebagai
bahan perenungan.
“Menurut kamu, hubungan kita ini akan berakhir manis apa
enggak?” tanya wanita ini, dengan wajah penasaran dan tatapan minta diberi
penjelasan.
Lama sekali pria ini berpikir. Ia tak mau terlihat rapuh di depan orang yang
ia cintai. “Yakinlah berhasil. Karena pikiran kita akan menuntun pada
keberhasilan itu,” ucap pria ini mantap.
“Tapi dalam sejarah, karena keyakinan kita berbeda membuat
hubungan ini tidak mudah.” terdengar nada keraguan dari bibir sang wanita.
“Pasti ada yang terluka. Padahal cinta harusnya membahagiakan.”
Bagi saya, mereka terlalu manis juga terlalu romantis. Di
mata saya, mereka adalah sosok pasangan yang sangat kuat. Mereka berusaha
membuktikan pada dunia bahwa mereka hanya jatuh cinta, dan cowoknya tidak mau
mengutarakan isi hatinya yang begitu perih mengalami kenyataan bahwa wanita
yang dicintainya itu membagikan sayangnya
Dalam canda, wanita ini sering menggoda sang pria. “Kamu
harus bisa menerima apa yang nantinya terjadi”.
“pasti”.
Suasana hening menyelimuti sepapasang mata yang melihat tajam
Semua masih bercerita tentang bahagia, bahagia, dan bahagia.
Mereka masih bisa menertawakan kesakitan yang terjadi di antara mereka. Mereka
tak ingin mengungkit luka yang sebenarnya perlahan-lahan sudah tergores; sejak
mereka tahu kesetiaan tak mudah untuk diperjuangkan.
Dan, apakah ini harus berakhir?
Untuk teman saya yang belum berani saya sebutkan namanya dan
sempat saya sukai secara diam diam..
Kuatlah, Teman...
Mereka yang di luar sana tak pernah tahu apa yang kaurasakan
Mereka mencibirmu, memakimu, dan menghakimimu
Karena mereka tak pernah tahu... siapa dirimu sebenarnya.
No comments:
Post a Comment